السلامے عليكمے ورحمـﮧ اللّـﮧ وبركاتـﮧ

Thursday, December 26, 2013

Of Light and Shadow



Judul posting kali ini terispirasi dari sebuah sub topik dari buku "Qestions of Perception; Phenomenology of Architecture" ini berhubungan dengan aktifitas saya belakangan ini yang lagi bereksplorasi tentang persepsi arsitektur :-) *Jadi kalo ada masukan dari sohib sekalian tentang topik persepsi arsitektur ini ana mohon dengan sangat untuk berdiskusi via facebook, twitteremail, atau bisa berkomentar dibawah postingan ini, please deh :-) dan mungkin dalam beberapa waktu kedepan blog ini akan banyak membahas tentang persepsi arsitektur.

Cahaya merupakan salah satu ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dianugerahkan kepada manusia. Cahaya diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala macam kelebihan yang seharusnya disyukuri oleh umat manusia. Salah satu cara mensyukurinya adalah memanfaatkan nikmat ini dengan sebaik-baiknya.

Beberapa arsitek sangat fokus dengan masalah pencahayaan ini, seperti halnya beberapa fotografer yang sangat fokus pada komposisi warna. Spirit persepsi dan kekuatan metafisik arsitektur didorong oleh kualitas cahaya dan bayangan yang dibentuk oleh solids dan voids terhadap hal-hal yang bersifat transparan. Kali ini berbekal kamera HP :-) saya mencoba "berdialog" dengan cahaya buatan sebagai objek pengamatan eksplorasi arsitektur.

Reaksi objek terhadap cahaya, dipengaruhi oleh luminance yang merupakan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh objek. Luminance adalah karakter fisik yang bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan objek dan dipantulkan. Meskipun cahaya adalah suatu respon subyektif, namun tetap dapat dideskripsikan dengan jumlah luminance yang mengakibatkan perbedaan yang sesuai terhadap tingkatan cahaya.

Permainan cahaya dan bayangan pada material arsitektur adalah hal yang sangat fenomenal, karena selalu menghadirkan sensasi dan persepsi yang berbeda dari orang yang mengamatinya.

Dalam penggunaan lampu penerangan untuk pencahayaan buatan, pada umumnya ada dua sistem. Pertama adalah pencahayaan umum (direct lighting) dan pencahayaan setempat (spot lighting). Pemilihan jenis pencahayaan ini disesuaikan dengan guna aktifitas yang terjadi pada bangunan. Sebuah desain dapat sepenuhnya menggunakan pencahayaan umum, dapat pula sepenenuhnya menggunakan pencahayaan setempat dan dapat juga memadukan dua jenis pencahayaan tersebut. Kolaborasi dan elaborasi yang estetis dalam mengunakan dua tipe cahaya ini sangat dibutuhkan untuk mendramatisasi nuansa ruang.

Persepsi adalah jendela dunia karena persepsi menghubungkan kita pada dunia disekeliling kita. Persepsi berbicara bagaimana kita terbangun dari tidur diwaktu subuh ketika mendengar adzan subuh atau kita terbangun karena sinar matahari sudah masuk di sela jendela kamar kita, persepsi juga berbicara bagimana kita mencium parfum, merasakan nikmatnya susu coklat atau sekedar merasakan hembusan nafas kita sendiri dan detak jantung kita sendiri. Dengan kata lain, persepsi lahir dari organ indra yang berfungsi sebagai penghubung antara diri kita dengan dunia luar. Bayangkan seberapa banyak dalam satu jam saja kita menggunakan organ indera kita untuk memahami dunia, sebanyak itulah kita mempersepsi tentang dunia.

1 komentar:

Post a Comment