السلامے عليكمے ورحمـﮧ اللّـﮧ وبركاتـﮧ

Tuesday, November 12, 2013

Simbolisme dan Persepsi yang Berubah

Kompleks pemakaman Sandiago Hills Jawa Barat
Kali ini saya ingin membahas tentang kuburan. Kok tiba-tiba bahas tentang kuburan, Pul? Ngak seram, Pul? Gak lah, bukankah kematian selalu dekat dengan kita, dan akan menjemput kita kapan aja. yang jelas setiap melihat kuburan aku selalu diingatkan oleh beberapa pertanyaan, dari mana kita hidup? untuk apa kita hidup? dan akan kemana kita setelah kematian?. :-) Tapi tulisan ini bukan untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi. Karena yang melatarbelakangi saya mengangkat topic ini terinspirasi ketika melihat fenomena yang keliatannya tidak kunjung selesai tentang kuburannya seorang uztad "gaul" yang ngetop bangat di televisi semasa hidupnya *Semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau. Disini saya tidak akan menghakimi pihak-pihak yang terkait karena saya memang bukan hakim, :-) tapi saya ingin melihat dari perspektif saya yang lagi fokus pada masalah persepsi dan perilaku manusia dalam arsitektur.

Ok Pul, let’s talk about persception,

Ketika kita mendengar kata kuburan pasti yang terlintas dibenak kita sesuatu yang menyeramkan, apalagi kalau teman-teman yang hobbi menonton film-film horror. Seperti itulah persepsi, untuk mempermudah pemahaman tentang persepsi mari kita lihat definisi tentang persepsi. Menurut Wikipedia  Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Gambar ini di ambil dari sini
Kesan kuburan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia adalah suatu tempat dengan suasana yang seram, gelap, dan dipenuhi dengan semak belukar. Banyak juga perilaku masyarakat kita yang punya “hobby” ziara ke kuburan apalagi kalo makam tersebut dianggap keramat. Perilaku ini menjadikan kuburan penuh dengan simbolisme yang menambah citra kuburan menjadi lebih angker dan seram. Seandainya kita mau merubah persepsi kita tentang kuburan tentunya kita dapat menata sebuah kompleks pemakaman dengan landscape yang menarik dan menjadikannya taman rekreasi keluarga (*Jangan dibaca wisata religi yah…) sekaligus yang paling penting menjadikan daerah resapan bagi lingkungan sekitar kita. Siapa tau kalo kita berekreasi ditempat seperti ini kita bisa berintrospeksi dan mengingat tentang kematian. Sambil merenungkan:
Saat kita dimasukkan ke dalam liang kubur, apakah di sana terdapat sebuah jalan bagi kita untuk memilih tempat tinggal yang kita inginkan?
Gambar ini diambil dari sini
Pada prinsipnya dengan postingan ini saya ingin mengajak masyarakat untuk melihat sebuah kompleks pekuburan dari sudut pandang yang lain, melihat dari sudut pandang kehidupan dan memahami esensi kehidupan itu sendiri, karena hidup itu memang untuk orang hidup :-) Harapannya dengan adanya perubahan persepsi dalam masyarakat, kompleks pekuburan umum yang tertata dengan landscape yang asri sekaligus menjadi daerah resapan bagi lingkungan bukan lagi sekedar angan-angan, dengan merubah persepsi kita tentang kuburan dapat mencegah perilaku sebagian umat yang masih menjadikan kuburan sebagai tempat pemujaan yang akan membawa kepada amalan khurafat. Wallahu’alam bissawab

2 komentar:

Anonymous said...

sebagian orang kurang santun, seakan yg mati tak lagi berhak mendapatkan perilaku baik. Duduk di kuburan, melangkahi, menginjak dan sebagian perilaku negatif lainnya, menjadikan nilai keislaman seseorang dipertanyakan, apalagi jika pelakunya ternyata berlebel "manusia suci" yg jika berperilaku buruk (baca: dosa) dengan "disucikan" (baca: berdoa).

Hadits-hadits di bawah ini mungkin bisa disesuaikan sebagai renungan spiritual dilihat dari sudut syari'at akan "Perilaku":
1) Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ تَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلاَ تُصَلُّوا إِلَيْهَا
“Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan janganlah melakukan sholat (menghadap) padanya”. (HR. Muslim)

2) Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَأَنْ يَجْلِسَ أَحُدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
“Seandainya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api hingga (bara api itu) membakar pakaiannya sampai mengenai kulitnya itu adalah lebih baik daripada ia duduk di atas kuburan”. (HR. Muslim)

Adapun sisi persepsi masyarakat awam yg keliru "memperlakukan" kubur sehingga ritual ibadah terkadang pindah dari masjid ke "konon" kuburan "suci", perlu sedikit diarahkan dg beberapa teks agama berikut ini:

1) Esensi menziarahi kuburan utk mengingat hari akhirat, BUKAN memenuhi hajat, dan tendensi keinginan "tertentu" penziarah. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
“Maka sesungguhnya ziarah kubur itu akan mengingatkan kalian (akan) hari akhirat” (HR. Turmudzi)

manadomini said...

mas bro, tulisan nya saya share ya..

Post a Comment