السلامے عليكمے ورحمـﮧ اللّـﮧ وبركاتـﮧ

Thursday, January 20, 2011

Puisi Yang Beku

Satu hal yang baru aku sadari, bahwa profesi yang paling seksi dalam sudut pandang ilmiah adalah Arsitek :-) ehm...ya.. bagaimana tidak, Arsitek adalah seorang desainer profesional dimana dalam mendesain ia berorientasi pada dua hal, yaitu kepuasan klien dan upaya memperbaiki lingkungan binaan.

Arsitek adalah sebuah profesi yang bebas, namun sebuah kepercayaan menjadi hal penting disini, untuk mempertahankannya diperlukan adanya etika profesi yang ditunjang dengan karya-karya yang berkualitas, dan kredibilitas profesi.

Kita tau bahwa sebuah keputusan oleh seorang arsitek akan memberikan dampak yang besar bagi lingkungannya. Karena ketika bangunan itu berdiri maka bangunan itu menjadi milik publik. Karenanya seorang Arsitek harus mempunyai pertimbangan yang kuat terhadap desain yang dibuatnya setelah ia melakukan analisis secara mendalam.

Dalam perjalanan berarsitektur banyak teman yang bertanya tentang hubungan dengan content blog yang aku posting belakangan ini, :-) bukan untuk menhubung-hubungkan tetapi aku menemukan sebuah kalimat Johann Wolfgang Von Goethe yang juga menjadi pemikiranku tentang Arsitektur selama ini. Architecture is frozen poetry” . Arsitektur adalah bagian dari seni. Ketika sebuah prosa ditransfer ke dalam Arsitektur melalui metafora dan analogi, maka hasil dari penggabungan antara seni (sastra, musik, tari,dll ) dan Arsitektur (sebagai seni bangunan) adalah “puisi yang beku” yaitu bangunan itu sendiri. ;-)

Begitulah pandangan aku tentang Arsitektur. Namun sayangnya saat ini Arsitektur sudah mulai kehilangan maknanya.  Dulu sebuah karya Arsitektur digunakan sebagai pemujaan kepada dewa-dewanya. Mereka menggambarkan Arsitektur dengan penuh makna pada setiap detailnya. (Yunani, Mesir, dll ), ada juga yang membangun Arsitektur sebagai media untuk menyatakan cinta pada orang yang disayanginya ( Taj Mahal, India) dan itu dibuat dengan penuh makna di setiap detailnya.

Saat ini Arsitektur hanya dipandang sebagai pemenuhan kebutuhan semata, sehingga muncullah istilah yang kita kenal belakangan ini dengan istilah minimalis, Modern dan berbagai istilah lainnya. Sehingga begitu kebutuhan akan tempat tinggal terpenuhi selesailah tugas berarsitektur itu kita. Aku sendiri tidak memposisikan diri ke dalam gaya arsitektur tertentu. Tapi benarkah Arsitektur mulai kehilangan maknanya?

Memang banyak hal yang mempengaruhi disini, salah satunya adalah tingkat perekonomian dan gaya hidup. Karena itulah, maka Arsitektur hanya dipandang sebagai pemenuh kebutuhan saja, yaitu tempat tinggal. Yang menjadi pertanyaan ku, seberapa penting kah nilai seni pada Arsitektur pada masa sekarang? Sejauh mana masyarakat memandang Arsitektur sebagai sebuah seni yang kaya akan makna didalamnya? Dan.. apakah seorang Arsitek yang mendesain bangunannya penuh makna akan diterima oleh masyarakat luas?

2 komentar:

Alvin J. Tinangon said...

"profesi yang paling seksi"
Hmmm saya juga merasa seksi... apa saya Arsitek?
Kepuasan Client dan Diri sendiri tentunya. Yang menjadi masalah adalah; Apakah semuah penikmat seks, memilki standart kepuasaan yang sama?

Apakah kita berdua sama-sama memilki nilai kepuasan terhadap Mantos, Mega Mall, McD dll?

"Saat ini Arsitektur ... pemenuhan kebutuhan semata, ... dengan istilah minimalis, Modern dan berbagai istilah lainnya."
Kurang adil meyalahkan Minimalis, Mediteran maupun Modern. Mereka tidak tahu kenapa mereka lahir. Yang salah adalah pemahaman Arsitek terhadap Minimalis, Mediteran dsb.

SENI: Tidak semua seni indah... hehehe
Konsepsi yang paling dasar tentang Kriteria Arsitektur adalah:Firmitas, Venustas & Utilitas.
Arsitektur telah memilki Venustas (Keindahan) jika kita ingin menambah lagi nilai seni kedalamnya, apakah tidak seperti "Menggarami Air Laut"? atau Seni apalagi yang tidak dimilki arsitektur, sehingga perlu untuk disenikan.

Yang terakhir:
"seorang Arsitek yang mendesain bangunannya"
Arsitek sebaikanya mendesain Arsitektur, bukan Bangunan. Kalo hanya Bangunan, banyak profesi yang mampu. Namun kalo Arsitektur, pasti hanya Arsitek.

Patut kita renungkan:
Mana yang duluan hadir, Arsitektur atau Seni?
Bagaimana Kriteria Arsitektur yang memiliki Nilai Seni?

Maaf.. agak tidak terstruktur, tapi tetap spontan... hehehe SALAM KERTAS Pa!

Alfonso Reno said...

Saya gak komen soal arsiteknya, tapi yang jelas foto2nya ajib2 juga
Salam :)

Post a Comment