السلامے عليكمے ورحمـﮧ اللّـﮧ وبركاتـﮧ

Saturday, July 14, 2012

Ngana so lebe basar


Selamat ulang tahun, Manado. Entah kenapa kamu adalah kota yang selalu saya rindukan, mungkin karena kenangan yang kamu punya atau karena orang-orang penting dalam hidup saya yang telah terlanjur terbiasa denganmu, membuat saya selalu ingin kembali.

Saya harus jujur padamu kalau akhir-akhir ini saya mulai jenuh denganmu, entah karena semakin hari jalanmu semakin macet atau saya merasa kamu sudah tidak ramah lagi, kamu mulai sombong dan angkuh saat merias wajahmu yang cantik dengan mall, hotel dan kawasan bisnis lainya, sepertinya kamu semakin sexy dimata para pemodal besar. Sehingga tata ruangmu kini menjadi tata uang, mungkin karena itulah pantaimu  yang indah kini telah berubah menjadi mall dan pusat bisnis, sampai tetangga dekatmu pun yang mempunyai pesona bawa laut yang indah relah untuk direklamasi menjadi pusat bisnis. Rasanya ingin memakimu ketika melihat tingkahmu yang semakin sombong dengan lingkunganmu.

Saya rindu dengan kamu yang dulu, ketika itu saya masih bisa memperhitungkan waktu bepergian kemana tempat yang akan saya tuju. Lebih mengenal keramahanmu dan menerima keberagaman yang kamu tawari.
Saya lahir, tumbuh, dan berkembang di kotamu. Saya akui, berbagai macam kenangan telah saya lewati. Dan kamu harus tahu kalau saya tidak bisa menghindar darimu, meskipun saya mau. Saya tidak bisa terlepas darimu, meskipun saya ingin. Saya butuh kamu karena di tempatmu lah orang-orang penting dalam hidup saya berkumpul. Tolong kamu bisa ramah dengan mereka, karena mereka adalah orang yang paling baik dalam hidup saya.
Saya benci mengatakan ini padamu, tetapi tolong jaga mereka. Kamu sudah semakin dewasa, sudah 389 tahun, bersikap baiklah kepada mereka. Jangan buat mereka jenuh terhadap keadaan yang kamu tawarkan.

Pikirkan ini baik-baik, Manado. Jika bukan mereka yang membuat saya tertawa dan merasa dibutuhkan, saya pasti akan meninggalkanmu. Jika bukan mereka yang mengajarkan saya mengendarai sepeda agar ramah terhadap alammu, saya pasti tidak akan peduli denganmu. Jika bukan mereka yang menawarkan saya untuk mencoba jajanan pasar yang menarik perhatian saya dengan nama unik seperti kukis tolu, panada, lalampa, dan lainnya, saya pasti akan mengolok-olokmu. Tanpa mereka ada di kotamu, mungkin saya sudah melupakan mu, Manado. Entahlah!

Saya tahu, terlalu susah untuk dikaitkan dengan logika jika saya berharap keramahanmu seperti yang dulu, tetapi saya sangat berharap kehidupanmu dapat lebih baik dari itu. Kamu tahu kamu nyaris kehilangan simpati saya karena keangkuhanmu, kan? Tapi ingatlah, Manado, sampai kapanpun saya tidak akan bisa terlepas darimu. Meskipun sekarang saya bilang saya mulai jenuh dengan kamu, tetapi saya tetap tidak akan terlepas darimu, karena 34 tahun dari 389 tahunmu adalah milik saya yang saya habiskan dengan orang-orang penting dalam hidup saya.

Saya sangat berterima kasih karena kamu tidak pernah mengeluh atas keberadaan saya di kotamu selama 34 tahun. Saya selalu berharap kamu dapat menjaga orang-orang penting dalam hidup saya itu. Kamu sudah semakin dewasa, jadi pasti sudah bisa menjaga mereka dengan baik. Jangan marah atas perkataan saya yang banyak mencelamu mungkin karena saya sedang galau dalam memandangmu. :-)

0 komentar:

Post a Comment