Kompleks pemakaman Sandiago Hills Jawa Barat |
Kali ini saya ingin membahas tentang kuburan. Kok tiba-tiba
bahas tentang kuburan, Pul? Ngak seram, Pul? Gak lah, bukankah kematian selalu
dekat dengan kita, dan akan menjemput kita kapan aja. yang jelas setiap melihat
kuburan aku selalu diingatkan oleh beberapa pertanyaan, dari mana kita hidup? untuk
apa kita hidup? dan akan kemana kita setelah kematian?. :-) Tapi tulisan ini
bukan untuk menjawab ketiga pertanyaan tadi. Karena yang melatarbelakangi saya
mengangkat topic ini terinspirasi ketika melihat fenomena yang
keliatannya tidak kunjung selesai tentang kuburannya seorang uztad "gaul" yang
ngetop bangat di televisi semasa hidupnya *Semoga Allah mengampuni dosa-dosa
beliau. Disini saya tidak akan menghakimi pihak-pihak yang terkait karena saya
memang bukan hakim, :-) tapi saya ingin melihat dari perspektif saya yang lagi
fokus pada masalah persepsi dan perilaku manusia dalam arsitektur.
Ketika kita mendengar kata kuburan pasti yang terlintas
dibenak kita sesuatu yang menyeramkan, apalagi kalau teman-teman yang hobbi
menonton film-film horror. Seperti itulah persepsi, untuk mempermudah pemahaman
tentang persepsi mari kita lihat definisi tentang persepsi. Menurut
Wikipedia Persepsi adalah sebuah proses
saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna
memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan
pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu,
pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh
dalam proses persepsi.
Gambar ini di ambil dari sini |
Kesan kuburan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia
adalah suatu tempat dengan suasana yang seram, gelap, dan dipenuhi dengan semak
belukar. Banyak juga perilaku masyarakat kita yang punya “hobby” ziara ke
kuburan apalagi kalo makam tersebut dianggap keramat. Perilaku ini menjadikan
kuburan penuh dengan simbolisme yang menambah citra kuburan menjadi lebih
angker dan seram. Seandainya kita mau merubah persepsi kita tentang kuburan
tentunya kita dapat menata sebuah kompleks pemakaman dengan landscape yang
menarik dan menjadikannya taman rekreasi keluarga (*Jangan dibaca wisata religi
yah…) sekaligus yang paling penting menjadikan daerah resapan bagi lingkungan
sekitar kita. Siapa tau kalo kita berekreasi ditempat seperti ini kita bisa
berintrospeksi dan mengingat tentang kematian. Sambil merenungkan:
Saat kita dimasukkan ke dalam liang kubur, apakah di sana terdapat sebuah jalan bagi kita untuk memilih tempat tinggal yang kita inginkan?
Gambar ini diambil dari sini |
2 komentar:
sebagian orang kurang santun, seakan yg mati tak lagi berhak mendapatkan perilaku baik. Duduk di kuburan, melangkahi, menginjak dan sebagian perilaku negatif lainnya, menjadikan nilai keislaman seseorang dipertanyakan, apalagi jika pelakunya ternyata berlebel "manusia suci" yg jika berperilaku buruk (baca: dosa) dengan "disucikan" (baca: berdoa).
Hadits-hadits di bawah ini mungkin bisa disesuaikan sebagai renungan spiritual dilihat dari sudut syari'at akan "Perilaku":
1) Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ تَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلاَ تُصَلُّوا إِلَيْهَا
“Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan janganlah melakukan sholat (menghadap) padanya”. (HR. Muslim)
2) Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَأَنْ يَجْلِسَ أَحُدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
“Seandainya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api hingga (bara api itu) membakar pakaiannya sampai mengenai kulitnya itu adalah lebih baik daripada ia duduk di atas kuburan”. (HR. Muslim)
Adapun sisi persepsi masyarakat awam yg keliru "memperlakukan" kubur sehingga ritual ibadah terkadang pindah dari masjid ke "konon" kuburan "suci", perlu sedikit diarahkan dg beberapa teks agama berikut ini:
1) Esensi menziarahi kuburan utk mengingat hari akhirat, BUKAN memenuhi hajat, dan tendensi keinginan "tertentu" penziarah. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
“Maka sesungguhnya ziarah kubur itu akan mengingatkan kalian (akan) hari akhirat” (HR. Turmudzi)
mas bro, tulisan nya saya share ya..
Post a Comment