Selamat ulang tahun, Manado. Entah kenapa kamu adalah kota yang selalu saya rindukan, mungkin karena kenangan yang
kamu punya atau karena orang-orang penting dalam hidup saya yang telah terlanjur
terbiasa denganmu, membuat saya selalu ingin kembali.
Saya harus jujur padamu kalau akhir-akhir ini saya mulai jenuh denganmu, entah
karena semakin hari jalanmu semakin macet atau saya merasa kamu sudah tidak ramah lagi, kamu mulai
sombong dan angkuh saat merias wajahmu yang cantik dengan mall, hotel dan kawasan bisnis
lainya, sepertinya kamu semakin sexy dimata para pemodal besar. Sehingga tata ruangmu kini menjadi tata uang, mungkin karena itulah pantaimu
yang indah kini telah berubah
menjadi mall dan pusat bisnis, sampai tetangga dekatmu pun yang mempunyai
pesona bawa laut yang indah relah untuk direklamasi menjadi pusat bisnis.
Rasanya ingin memakimu ketika melihat tingkahmu yang semakin sombong dengan lingkunganmu.
Saya rindu dengan kamu yang dulu, ketika itu saya masih bisa
memperhitungkan waktu bepergian kemana tempat yang akan saya tuju. Lebih mengenal
keramahanmu dan menerima keberagaman yang kamu tawari.
Saya lahir, tumbuh, dan berkembang di kotamu. Saya akui,
berbagai macam kenangan telah saya lewati. Dan kamu harus tahu kalau saya tidak
bisa menghindar darimu, meskipun saya mau. Saya tidak bisa terlepas darimu,
meskipun saya ingin. Saya butuh kamu karena di tempatmu lah orang-orang penting
dalam hidup saya berkumpul. Tolong kamu bisa ramah dengan mereka, karena mereka
adalah orang yang paling baik dalam hidup saya.
Saya benci mengatakan ini padamu, tetapi tolong jaga mereka.
Kamu sudah semakin dewasa, sudah 389 tahun, bersikap baiklah kepada mereka.
Jangan buat mereka jenuh terhadap keadaan yang kamu tawarkan.
Pikirkan ini baik-baik, Manado. Jika bukan mereka yang
membuat saya tertawa dan merasa dibutuhkan, saya pasti akan meninggalkanmu.
Jika bukan mereka yang mengajarkan saya mengendarai sepeda agar ramah terhadap
alammu, saya pasti tidak akan peduli denganmu. Jika bukan mereka yang
menawarkan saya untuk mencoba jajanan pasar yang menarik perhatian saya dengan
nama unik seperti kukis tolu, panada, lalampa, dan lainnya, saya pasti akan
mengolok-olokmu. Tanpa mereka ada di kotamu, mungkin saya sudah melupakan mu, Manado.
Entahlah!
Saya tahu, terlalu susah untuk dikaitkan dengan logika jika
saya berharap keramahanmu seperti yang dulu, tetapi saya sangat berharap
kehidupanmu dapat lebih baik dari itu. Kamu tahu kamu nyaris kehilangan simpati
saya karena keangkuhanmu, kan? Tapi ingatlah, Manado, sampai kapanpun saya
tidak akan bisa terlepas darimu. Meskipun sekarang saya bilang saya mulai jenuh
dengan kamu, tetapi saya tetap tidak akan terlepas darimu, karena 34 tahun dari
389 tahunmu adalah milik saya yang saya habiskan dengan orang-orang penting
dalam hidup saya.
Saya sangat berterima kasih karena kamu tidak pernah
mengeluh atas keberadaan saya di kotamu selama 34 tahun. Saya selalu berharap kamu dapat menjaga orang-orang penting dalam hidup saya itu. Kamu sudah semakin dewasa,
jadi pasti sudah bisa menjaga mereka dengan baik. Jangan marah atas perkataan
saya yang banyak mencelamu mungkin karena saya sedang galau dalam memandangmu. :-)
0 komentar:
Post a Comment